Minggu, 25 Januari 2015

Ketika, merindumu

Ketika angin lelah bertiup karena lelah mengejar bisikan doa ku untukmu
Ketika bunga malu merekah karena kalah oleh hatiku
Ketika awan mengacuhkanku karena aku hanya melihatmu di setiap gumpalannya
Ketika matahari heran kenapa aku sanggup menatapnya dalam senyum
Ketika hujan turun lebih deras dan membuat perasaanku menari karena lantunan nadanya
Ketika bintang berjatuhan melihat ku menangkapmu dalam dekapan yg terpejam
Ketika rembulan tersenyum dengan apa yang kurasa
Ketika seluruh langit malam yg gelap menambah terang dalam hatiku untukmu
Ketika seluruh makhluk hidup menjadi tak terlihat olehku
Ketika semua pergerakan menjadi lamban di mataku
Ketika gravitasi tak mampu menjatuhkanku
Ketika rotasi bumi tak mampu menggulingkanku
Ketika warna pelangi tak mampu menyaingi warna di hatiku
Ketika detik mampu menghadirkan jutaan wajahmu
Ketika jarak mampu menjauhkan ku dari mu tapi tidak dengan perasaan dan hatiku
Ketika aku merindumu
Yah ketika aku merindumu

Sabtu, 24 Januari 2015

Langkah ini sempat keram dalam jalan setapak itu
Bukan terhenti tapi langkah itu sendiri yang berhenti
Bukan ingin melupakan sejenak tapi hanya tak ingin kembali bermain dalam keindahan yang begitu menipu dan mengekang langkah
Lalu sang langkah itu pun membutakan pandangannya, menutup hasratnya, mengalihkan pendengarannya

Dia melupakan semua yang mereka bilang cinta untuk sejenak, bukan untuk menepisnya jauh terhempas dari hidupnya, dia hanya ingin sendiri tuk sementara..

Ternyata ragu dan takut masih ada di setiap bekas jejak yang samar-samar terhapuskan oleh angin pengharapan yang dulu menjanjikan indahnya sesuatu yang kita sebut cinta dalam kelam terpejamnya mata ini...

Akhirnya dia menjadi rapuh yang terbungkus tawa,menjadi muram yang tertutup oleh senyum, menari dengan riang dalam alunan nada kesendirian...menyedihkan...dia langkah yang terlihat melangkah riang tapi pincang...

Langkah itu mungkin membutuhkan alas tuk melangkah atau jalan tuk di tempuh...
Atau....sepasang bayangan nyata yang selalu ada bersamanua dalam setiap langkah yang riang atau pincang...

Lambat laun daun perlahan menuruni dahan dan rantingnya hingga sang langkah menemukan alas langkahnya,jalan tik di tempuh serta bayangan nyata yang selalu ada bersamanya di saat melangkah...

Eva kamu alas langkah ku yang menjadi jalan tuk di tempuh serta bayangan nyata yang selalu ada walau aku melangkah pincang...