Bukan terhenti tapi langkah itu sendiri yang berhenti
Bukan ingin melupakan sejenak tapi hanya tak ingin kembali bermain dalam keindahan yang begitu menipu dan mengekang langkah
Lalu sang langkah itu pun membutakan pandangannya, menutup hasratnya, mengalihkan pendengarannya
Dia melupakan semua yang mereka bilang cinta untuk sejenak, bukan untuk menepisnya jauh terhempas dari hidupnya, dia hanya ingin sendiri tuk sementara..
Ternyata ragu dan takut masih ada di setiap bekas jejak yang samar-samar terhapuskan oleh angin pengharapan yang dulu menjanjikan indahnya sesuatu yang kita sebut cinta dalam kelam terpejamnya mata ini...
Akhirnya dia menjadi rapuh yang terbungkus tawa,menjadi muram yang tertutup oleh senyum, menari dengan riang dalam alunan nada kesendirian...menyedihkan...dia langkah yang terlihat melangkah riang tapi pincang...
Langkah itu mungkin membutuhkan alas tuk melangkah atau jalan tuk di tempuh...
Atau....sepasang bayangan nyata yang selalu ada bersamanua dalam setiap langkah yang riang atau pincang...
Lambat laun daun perlahan menuruni dahan dan rantingnya hingga sang langkah menemukan alas langkahnya,jalan tik di tempuh serta bayangan nyata yang selalu ada bersamanya di saat melangkah...
Eva kamu alas langkah ku yang menjadi jalan tuk di tempuh serta bayangan nyata yang selalu ada walau aku melangkah pincang...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar