saat matahari akhirnya pulang karena lelah
tergantikan oleh bulan yang menjaga malam
para serdadu udara siang yang rusak pun tergantikan
tergantikan oleh serdadu udara malam yang menyayat kehangatan
langkah kecil terdengar sedikit malas tuk berjalan dari kejauhan
bahu hati yang lelah memikul beban patah karena bencana
sepasang mata sayu ini mendadak menjadi mata air
dua telinga yang mendengar ini sejenak berpura-pura tuli dari keramaian
malam....apakah kau mengerti kenapa bahu hatiku ini lelah?
malam....apakah kau tahu kenapa langkahku terdengar malas?
malam....apakah kau melihat air yang mengalir dari mataku?
malam....apakah kau tahu kenapa aku berpura-pura tuli?
malam....apakah kau mendengarkanku??apakah memang seharusnya malam itu
menidurkanku dalam masalahku??
semua potret masalahku tak terbingkaikan dengan indah
semua kisah indah pengharapanku tak pernah tamat
episode kesakitan hati ini akan terus bersambung
perjalanan di dalam ruang asmara yang menyakitkan ini semakin malam.....
ruang asmara yang membeku menyakitiku
aku menunggu dalam ruang asmara yang sepi
aku mengelilingi ruang asmara kecil yang hampa setiap waktu
aku terpenjara dalam ruang asmaraku sendiri
ruang asmaraku yang kecil tak berpintu dan berjendela
pengap, lembab, gelap, dingin dan kosong
ruang asmara kecilku perlahan mulai membasah
terbasahi oleh air kesedihan yang membanjiri dan menenggelamkanku
seseorang datang dan buatkanlah jendela kecil di ruang asmaraku
agar terlihat cahaya terang yang menyinari ruang gelap ini
seseorang datang dan ulurkanlah harapan untukku
terjebak dalam ruang asmara hina yang gelap ini perih
-rizki ramadhian-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar